NPM :
12513633
Planning, Organizing, Actuating, Controlling
(POAC)
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
Nama
:
2.
Bagus As-Sidiq
3.
Dondwi S.W.S
4.
Elysabeth Permata Sari
5.
Fadil Sani Suhadha
6. Fikri De Yoga
7. Rifky Widayat
8. Priatna Santoro
PEMBAHASAN POAC
POAC merupakan
sebuah proses. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam organisasi
keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti. Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer
lakukan, yaitu menganggap pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah
serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau
menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan, manajer menggunakan
sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling).
POAC diterapkan
dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan kelanjutan
organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat
beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check,
Evaluate), dan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC
lebih banyak digunakan dan diterapkan karena lebih sesuai untuk setiap tingkat
manajemen.
Pengertian tiap Fungsi POAC
Fungsi POAC
sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang tiap bagian dari POAC
A. Planning
Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah
disusun oleh manajer pada periode awal membentuk organisasi. Planning adalah
sebuah proses di mana seorang manajer memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk
mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan tanggung jawab unutk menjalankan
strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan dengan membandingkan
tujuan.
Sebelum
mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal perbedaan
visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah
titik awal dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur
konteks landasan dari suatu proses dan untuk menjalankan sesuatu serta unit
perencana yang tertanam dalam suatu organisasi. Perbedaan misi menggambarkan
tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan keinginan untuk masa
depan, seringkali digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh
manajemer suatu organisasi.
B. Organizing
Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian
merupakan proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh
proses pengelompokan orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengorganisasian adalah penentuan
pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan
kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan.
Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur
dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.
Prinsip Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat
dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman tertentu sehingga mereka
dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak. Untuk mengatur secara efektif,
prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang manajer.
A. Prinsip
Spesialisasi
Menurut
prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas dasar
kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui
pembagian kerja dapat dicapai yang menghasilkan organisasi yang
efektif. Pembagian kerja adalah pemecahan tugas kompleks menjadi
komponen-komponennya sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa
aktivitas terbatas bukannya tugas secara keseluruhan.
Tidak semua orang secara fisik dan psikologi mampu melaksanakan semua operasi
yang menyusun kebanyakan tugas kompleks, bahkan dengan anggapan seseorang dapat
memperoleh semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tadi.
Pembagian pekerjaan menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat
dipelajari dan diselesaikan dengan relatif cepat.
B. Prinsip
Definisi Fungsional
Menurut prinsip ini, semua
fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada manajer dan bawahan. Hal
ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam
otoritas-tanggung jawab membantu dalam mencapai hubungan koordinasi dan dengan
demikian organisasi dapat berlangsung efektif.
C. Prinsip
Rentang Pengendalian atau Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang
menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif
oleh seorang manajer tunggal. Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat
menangani jumlah karyawan yang dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan
memilih baik rentang lebar atau sempit froma. Ada dua jenis rentang kendali:
1). Rentang kendali yang luas adalah
salah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara
efektif sebuah kelompok besar orang pada satu waktu.
2). Rentang kendali yang sempit ini, pekerjaan dan wewenang dibagi
antara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok
yang sangat besar dari orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang
sempit mengawasi sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu.
C. Actuating
Actuating, dalam bahasa
Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk
mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk
menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan
kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang
baik.
Actuating merupakan
upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai arahan dengan
memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang
sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak
lepas dari peranan kemampuan leadership.
Leadership dan Actuating
Actuating jelas membutuhkan adanya
kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki
kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu, fungsi actuating ternyata
jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari leadership. Leadership adalah
sebagai pendukung. Karena actuating sendiri memiliki tujuan
sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan mengefektifkan dan
mengefisienkan kerja dalam organisasi.
Prinsip Actuating
A. Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan
adalah pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama
penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara beberapa faktor:
persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan profesi,
dan lain-lain.
B. Pengawasan Pengelolaan
Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan
oleh organisasi penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
C. Penyediaan dan
Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk
melakukan pengawasan, misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja
anggota organisasi atau pekerja.
D. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata
bila terjadi pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam
organisasi.
D.
Controling
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan,
apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras
dengan standar.
Jelas sekali bahwa fungsi pengawasan yang
diambil dari sudut pandang definisi sangat vital dalam suatu perusahaan. Supaya
proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari rencana. Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan. Hal ini dilakukan untuk
pencapaian tujuan sesuai dengan rencana.
Jadi pengawasan
dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan pengendalian
diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan
efisien.
Proses dalam Controlling
Dalam controlling ada beberapa proses
dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan dilakukan secara bertahap dan
sistematis melalui langkah sebagai berikut:
A. Menentukan standar yang akan
digunakan sebagai dasar pengendalian.
B. Mengukur pelaksanaan atau
hasil yang sudah dicapai.
C. Membandingkan pelaksanaan
atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika
ada
D. Melakukan tindakan perbaikan,
jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan
sesuai dengan rencana
E. Meninjau dan menganalisis
ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika ternyata
belum realistis maka perlu di perbaiki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar